Penafsiran Hamka Tentang Ayat-ayat Berbakti Kepada Orang Tua

Pada bab-bab terdahulu penulis telah menjelaskan bahwa di dalam berbakti kepada orang tua adalah suatu kewajiban yang patut dilaksanakan. Mengingat hal tersebut, maka tidaklah mengherankan jika berbakti kepada Allah SWT, dan hal ini merupakan suatu tindak lanjut yang menghubungkan kebajikan manusia dengan Tuhannya.

Penafsiran Hamka Tentang Ayat-ayat Berbakti Kepada Orang Tua


Unsur manusia yang paling menentukan kebaktiannya terhadap kedua orang tua adalah dilihat dari cara keduanya memberikan dan memperlakukan anak sebagaimana mestinya, yaitu dengan cara memberikan pendidikan yang sesuai dengan ajaran agama. Di dalam Al-Qur’an telah banyak dijelaskan tentang hal-hal yang menyangkut berbakti kepada orang tua, kewajiban orang tua terhadap anak atau sebaliknya, di antaranya:

  1. Surah Al-Baqarah ayat 83:
  2. Surah An-Nisa ayat 36
  3. Surah Al-An’am ayat 151
  4. Surah Al-Isra ayat 23 &24
  5. Surah Al-Ankabut ayat 8
  6. Surah Luqman ayat 14
  7. Surah Al-Ahqaaf ayat 15

Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, bahwa ayat-ayat yang berkaitan dengan hal berbakti kepada kedua orang tua, kewajiban orang tua terhadap anak atau sebaliknya, maka ayat-ayat tersebut akan diuraikan satu per satu seperti dalam al-Qur’an dalam firman Allah, sebagai berikut:

Surah Al-Baqarah ayat 83 :

(dan ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling. (Q.S. Al-Baqarah : 83)

Menurut penafsiran Prof. Dr. Hamka dalam tafsir al-Azhar beliau mengungakapkan surah Al-Baqarah ayat 83 yaitu:

Berbuat baik kepada kedua orang tua, berlaku hormat dan khidmat, cinta dan kasih, yaitu mengasihi mereka, memelihara dan menjaga mereka dengan sempurna, tidak menyakiti hati mereka dan menuruti kemauannya dalam segala hal yang tidak bertentangan dengan perintah Allah”(Tafsir Al-azhar juz 1 hlm 204).

Dan menegaskan untuk tunduk dan patuh serta menyembahlah kepada Allah SWT, karena manusia adalah Abdun yaitu, hamba dari Allah dan Dia (Allah), Ma’bud, yang tempat menyembah. Manusia melakukan hal itu karena untuk mencapai ridha dari Allah SWT. Dan janganlah kamu menyembah selain Allah. Kemudian perintah kedua yaitu berbuat baik kepada kedua orang tua. Berlaku hormat dan khidmat, cinta dan kasih. Hal ini adalah hal yang kedua setelah taat kepada Allah SWT. Sebab dengan perantaraan kedua orang tua, Allah SWT telah memberimu nikmat yang besar, yaitu sempat hidup di dunia ini. Karena dengan adanya orang tua, anak merasakan bahwa mereka mempunyai pelindungnya dalam kehidupan ini.

Ayat ini sangatlah menegaskan kita, untuk meyembah Allah semata, tidak mempersekutukan Allah selian Dia. Dari ayat ini pula diketahui bahwa agama Allah yang dibawa para Nabi itu tujuannya sama, yaitu menyembah Allah Yang Maha Esa dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.

Dan memepertegaskan untuk berbakti kepada kedua orang tua, dengan cara megasihi mereka, memelihara dan menjaga mereka dengan sempurna, tidak menyakiti hati mereka dan menuruti kemauanya dalam segala hal yang tidak bertentangan dengan perintah Allah.

Surah An-Nisa ayat 36:

Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karibkerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri, dekat dan jauh di sini ada yang mengartikan dengan tempat, hubungan kekeluargaan, dan ada pula antara yang muslim dan yang bukan muslim. (Q.S. An-Nisa 36)

Menurut Penafsiran Prof.. Dr. Hamka dalam karya ilmiahnya, tafsir al-Azhar beliau mengungakapkan surah An-Nisa ayat 36, yaitu:

Dan dengan kedua ibu-bapak hendaklah berlaku baik, berlaku hormat dan khidmat, cinta dan kasih sayang. Inilah yang kedua sesudah taat kepada Allah. Dengan adanya ibu bapak, engkau merasakan bahwa engkau mempunyai urat tunggang dalam kehidupan ini, (Tafsir Al-Azhar juz 5 : hlm 63).

Dengan tegasnya ayat ini memberi perintah, yang pertama untuk tunduk, patuh, dan taat kepada Allah SWT, merelakan menyembah kepada Allah, karena manusia adalah Abdun, yaitu hamba dari Allah dan Dia (Allah), adalah Ma’bud, yang tempat menyembah. Manusia melakukan hal itu karena untuk mencapai ridha dari Allah SWT. Kemudian perintah kedua yaitu berbuat baik kepada kedua orang tua. Berlaku menghormati, menghargai, dengan cinta dan kasih sayang yang tulus. Hal ini adalah hal yang kedua setelah taat kepada Allah SWT. Sebab dengan perantaraan kedua orang tua, Allah SWT telah memberimu nikmat yang besar, berupa nikmat hidup di dunia ini. Karena dengan adanya orang tualah, anak merasakan bahwa mereka mempunyai pelindung dalam kehidupan ini.

Beliau meghimbaukan, dan menegaskan untuk berbakti kepada kedua orang tua, yaitu berupa mengasihi, menyayangi, mencintai, dan menjaga mereka dengan sempurna, seperti di masa kita kecil dulu. Dengan tidak menyakiti mereka dan menuruti kemaunya dalam segala hal, yang tidak bertentangan dengan perintah Allah. Kewajiban berbakti kepada kedua orang tua, karena kedua orang tua telah memberikan sepenuh perhatian dan belas kasih sayang yang tulus kepada anaknya, di kala anaknya itu masih kecil, dengan tidak berdayanya. Dan mereka mengurus segala keperluan hidup anaknya, di kala si anak masih lemah belum dapat mengambil suatu apapun, yang bermanfaat dan menolak suatu mudhorat. Setiap saat mendidik, membina, memomong tanpa henti-hentinya, orang tua memberikan cinta dan kasih sayang yang tidak ada taranya. Maka dari itu sudah menjadi kewajiban sianak untuk membalas budi baik kedua orang tuanya.

Surah Al-An’am ayat 151 :

Katakanlah: “Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapak, dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kami akan memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar. Demikian itu yang diperintahkan kepadamu supaya kamu memahami(nya). (Q.S. Al-An’ am 151)

Menurut Penafsiran Prof.. Dr. Hamka dalam karya ilmiahnya, yakni tafsir al-Azhar beliau mengungakapkan surah Al-An’am ayat 151, yaitu

Setelah tegak pokok kepercayaan yang pertama, yaitu tidak mempersekutukan yang lain dengan Allah, menyusullah kewajiban yang kedua yaitu berbuat baik, berkhidmat dan menghormati kedua ibu-bapak. Jangan mengecewakan hati mereka, jangan mendurhaka kepada keduanya. Karena kalau sudah mendurhaka, nyatalah kamu menjadi seorang yang rendah budi, rusak akhlak, tidak membalas guna.Sehingga berkata “uffin” saja, yang berarti “cis” atau “akh” lagi terlarang dan haram, apalagi perbuatan-perbuatan lain yang mengecewakan hati keduanya” ( Tafsir Al-Azhar juz 8 hlm 102).

Bahwasaannya Allah telah menjelaskan kepada manusia tentang apaapa yang telah diharamkan atas kamu, untuk dijadikan pedoman di dunia, yaitu:
  1. jangan kamu mempersekutukan Allah dengan sesuatu apapun. Hal ini merupakan pokok yang pertama yang diperingatkan Allah dan jangan menyamakan Allah dengan derajat yang lain. Karena semua itu makhluk belaka bukan Khaliq. Berhubungan dengan kepercayaan ini, maka segala bentuk pemujaan dan persembahanpun tidak boleh dipersatukan yang lain dengan Dia. Oleh sebab itu haram mempersekutukan dan wajib mentauhidkan.
  2. Kewajibkan berbakti, berbuat baik, menghormati dan menghargai kedua orang tua, jangan mengecewakan hati mereka, jangan mendurhakai kepada keduanya. Karena kalau mendurhakai kedua orang tuanya termasuk seorang anak yang rendah budi.
  3. janganlah membunuh anak karena takut atau miskin, maksudnya jangan membunuh anak karena takut akan hidup menjadi miskin oleh lahirnya anak. Karena perbuatan itu adalah perbuatan orang-orang Jahiliyyah dahulu, maka Allah melanjutkan ayat tersebut dengan kalimat Kamilah yang memberi rizki kamu dan kepada mereka, maksudnya sesuai dengan apa yang telah dijaminkan oleh Allah bahwasanya tidak ada suatu makhluk pun yang melata, merangkak, berjalan di atas bumi ini melainkan sudah ada jaminan rizkinya di sisi Allah dan telah diketahui dimana dia akan tinggal dan terkubur kelak.

Surah Al-Isra ayat 23, 24 berbunyi:

Dan Tuhan-mu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang si antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali jangan engkau mengatakan kepada keduanya perkataan”ah”dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, “ Wahai Tuhan-ku/Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidikaku pada waktu kecil.” (Q.S. Al-Isra: 23&24)

Menurut penafsiran Prof.. Dr. Hamka dalam karya ilmiahnya yang terkenal yakni, tafsir Al-Azhar, beliau menafsirkan Surah Al-Isra ayat 23 dan 24 yang berbunyi:

Dan hendaklah kepada kedua ibu bapak, engkau berbuat baik. Bahwasanya berkhidmat kepada ibu bapak menghormati kedua orang tua yang telah menjadikan sebab bagi kita dapat hidup di dunia ini ialah kewajiban yang kedua sesudah beibadat kepada Allah, bersikap baik, berbudi mulia kepada ibu bapak” ( Tafsir Al-Azhar juz 15 hlm 40).

Bahwasanya Tuhanlah, itu sendiri yang menentukan, yang memerintah dengan memutuskan bahwasanya Dialah yang patut disembah, dipuji dan dipuja dan tidak boleh, dilarang keras menyembah yang selain Dia. Oleh sebab itu maka cara beribadat kepada Allah adalah pegangan paling utama dalam kehidupan seseorang.

Kemudian berkhidmat kepada kedua orang tua, menghormati keduanya yang telah menyebabkan kita sebagai anak dapat hidup di dunia, kemudian jika keduanya telah beranjak tua, maka janganlah sekali-kali keluar dari mulut seseorang anak satu kalimat yang mengandung kebosanan atau kejengkelan dalam pemeliharaan kedua orang tua mereka. Selanjutnya jangan keduanya dibentak dan jangan pula dihardik. Seharusnya menyayangi, mengasihi kedua orang tua, oleh anaknya. Berkata sopan dan lemah lembut merupakan sikap anak terhadap kedua orang tuanya. Tidak dengan membentak, tetapi sebaliknya dengan kasih sayang dari lubuk hati yang tulus dan ikhlas. Setelah itu tergambar betapa susahnya orang tua mengasuh anaknya pada waktu masih kecil, yang penuh kasih sayang, yaitu kasih sayang yang tidak mengharapkan jasa.

5. Surah Al-Ankabut ayat 8 berbunyi

Dan kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu- bapaknya. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya. Hanya kepada-Ku-lah kembalimu, lalu Aku kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (Q.S. Al-Ankabut: 8)

Menurut penafsiran Prof.. Dr. Hamka dalam karyanya yg terkenal, yaitu tafsir Al-Azhar, beliau menafsirkan Surah Al-Ankabut ayat : 8 yaitu:

kami wasiatkan kepada manusia supaya kepada kedua orang tuanya bersikap baik, kalau dari tuhan datang wasiat, artinya perintah. Tuhan mewajibkan dan memerintahkan kepada manusia supaya kepada ayah bunda hendaklah bersikap yang baik ” ( Tafsir Al-Azhar juz 20 hlm 188).

Dan mempertegaskan tentang wasiat yang datangnya dari Allah itu, adalah merupakan suatu perintah. Allah mewajibkan dan memerintahkan kepada manusia supaya tunduk dan patuh kepada tuhan Allah SWT Yang Esa, dengan tidak mempersekutukannya. Dan berkewajiban berbakti kepada kedua orang tua, dan hendaklah bersikap yang baik karena kedua orang tua itulah asal usul kejadian manusia.

Dengan perantaraan keduanyalah Allah menghadirkan tiap-tiap manusia ke muka bumi ini. Di mana ayah telah mencarikan segala perlengkapan hidup, ibu mengasuh dan menjaga rumah. Oleh sebab itu wajib atas seorang anak untuk berbakti kepada kedua orang tua, Dan perlu di tegaskan lagi jika kedua orang tuamu memaksa untuk mempersekutukan tuhan dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah (sianak) untuk mengikuti keduanya..

Surah Luqman ayat 14 berbunyi:

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (Q.S Luqman : 14 )

Dari Prof.. Dr. Hamka mengungkapkan dalam karyanya yang terkenal yaitu tafsir Al-Azhar, beliau menafsirkan Surah Luqman ayat : 14, yaitu:

Dan kami wasiatkan kepada manusia terhadap kedua ibubapaknya.” Wasiat kalau datang dari Allah sifatnya ialah perintah. Tegasnya ialah bahwa Tuhan memerintahkan kepada manusia agar mereka menghormati dan memuliakan kedua ibu-bapaknya, ( Tafsir Al-Azhar juz 21 hlm 128 ).”

Ditegaskan lagi di dalam ayat ini untuk berbakti kepada kedua orang tua dan telah diwasiatkan oleh Allah kepada manusia bahwa wasiat yang datang dari Allah sifatnya ialah perintah. Tegasnya ialah bahwa Tuhan memerintahkan kepada manusia agar mereka menghormati dan memuliakan kedua orang tuanya. Sebab dengan kedua orang itulah manusia dilahirkan ke muka bumi dan setelah susahnya mengandung selama sembilan bulan, sejak bulan pertama bertambah besar kandungannya, bertambah pula susahnya. sampai ke puncak menjelang akan melahirkan.

Selanjutnya sejak melahirkan lalu mengasuh, menyusuinya, memomong, menjaga, memelihara sakit hingga sembuh, dari susah hingga senang. Dan sejak ia masih telentang tidurnya sampai berangsur-ansur pandai merangkak, hingga tegak dan jatuh sampai tidak jatuh lagi dalam masa dua tahun. Setelah itu Allah memerintahkan kepada kita untuk bersyukur, adapun syukur tersebut:

Syukur pertama ialah kepada Allah SWT, karena semuanya itu sejak mengandung sampai mengasuh dan sampai mendidik dengan tidak ada rasa bosan, dipenuhi rasa cinta dan kasih sayang ibu dan bapak, adalah rahmat Allah belaka, maka berterimah kasihlah kepada Allah SWT. Kemudian syukur kedua adalah syukur kepada kedua orang tua, di mana ibu melindungi anak-anaknya, ayah yang berusaha mencari sandang dan pangan setiap hari. Kemudian Allah mengingatkan kepada manusia bahwa lambat atau cepat kita semua akan kembali kepada Allah. Begitu juga dengan kedua orang tua akan dipanggil menghadap Tuhan dan anak yang ditinggalkan akan bertugas pula mendirikan rumah tangga, mencari teman hidup serta memiliki anak dan cucu. Untuk itu semuanya akhirnya pula kembali kepada Allah SWT.


Surah Al-Ahqaaf ayat 15 berbunyi :

Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: “Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya Aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri”. (Q.S. Al-Ahqaaf : 15 )

Menurut penafsiran Prof.. Dr. Hamka dalam karyanya yg terkenal yaitu tafsir Al-Azhar, beliau menafsirkan Surah Al-Ahqaaf ayat : 15;

Kami (Allah) telah memerintahkan kepada manusia supaya berbuat ihsan kepada orang tua, dan berbakti kepada keduanya, baik ketika bapak masih hidup atau sesudah berpulang ke rahmatullah”, (Tafsir Al-Azhar 26 halm 168).

Inilah suatu perintah utama kepada manusia, sesudah perintah untuk percaya kepada Allah SWT sebagai dasar kehidupan, dengan percaya kepada Allah. Kalau manusia hendak menegakkan budi baik dalam dunia ini, maka perintah kedua sesudah perintah berbakti kepada Allah ialah perintah menghormati kedua orang tua, sebab pertalian darah, keturunan, terutama kedua orang tua.

Dengan jelas dan ditegaskan lagi, bahwasannya seorang anak harus berbuat kebajikan kepada kedua orang tua, mereka Diperintahkan oleh Allah kepada manusia, bahwa susahnya ketika ibu mengandung dan susahnya melahirkan. Seorang ibu menderita karena mengandung karena melahirkan, namun kesusahan tersebut menambah erat cinta dan kasih sayangnya orang tua ( ibu Bapak ). Oleh sebab itu banyak sekali perintah dan wasiat dari Allah agar manusia menghormati, dengan berbuat kebajikan, berkhidmat kepada kedua orang tua.