Biografi Karl Marx

SUDUT HUKUM | Kota Trier atau biasa disebut dengan Traves, sebuah daerah yang termasuk kawasan Rheiland Jerman (Prusia), tercatat sebagai kota yang bersejarah di dalam literatur filsafat. Karena di daerah inilah pada 5 mei 1818 Karl Heinrich Marx di dilahirkan. Kedua orangtuanya adalah keturunan pendeta-pendeta Yahudi. Ayahnya, seorang pengacara ternama di Trevas. Sedang ibunya adalah puteri seorang pendeta Belanda.

Pada tahun 1824, yakni ketika Marx berusia 6 tahun, seluruh keluarganya mengalami converse (perpindahan) agama dari Yahudi ke agama Kristen Protestan. Peristiwa ini membekas dalam perjalanan hidup Karl Marx selanjutnya. Bagaimanapun perpindahan agama ini turut merubah pula keyakinan keluarga Karl Marx dari bertuhan Yahova yang Esa kepada kayakinan Trinitas.

Biografi Karl Marx
Gambar: Wikipedia
Pada usia 17 tahun, Karl Marx menamatkan sekolah menengah (Gymnasium) di Trevas, tepatnya tahun 1835. Kemudian ia melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi, bukan tanpa penolakan, namun akhirnya ia menuruti kemauan bapaknya untuk memasuki fakultas Hukum Universitas Bonn selama satu tahun. Karena Karl Marx tidak kerasan, kemudian ia pindah ke Universitas Berlin dengan mengkhususkan diri mempelajari filsafat dan sejarah seperti yang dicita-citakannya semula. Di Universitas Berlin inilah baru kelihatan bakatnya yang luar biasa dalam filsafat.

Akhirnya pada usia 23 tahun, Karl Marx memperoleh gelar doktor dengan judul disertasi “The Difference Between the Natural Philosophy of Democritus and Epicurus” (Perbedaan antara Filsafat Alam Demokritos dan Filsafat Alam Epicurus), disertasinya ini diajukan di Universitas Jena 15 April 1841. Kemudian ia menjadi pimpinan redaksi sebuah harian radikal 1843 selama hampir setahun, sesudah harian itu dilarang oleh pemerintah Prussia, ia menikah dengan Jenny Von Westphalen, putri seorang bangsawan, dan pindah ke Paris. Di sana (Paris), ia juga bekerja sebagai editor sebuah surat kabar. Sewaktu di Paris ini, ia bertemu dengan Friedrich Engels, anak seorang pemilik pabrik tekstil yang kemudian menjadi sahabat setianya. Bersama Engels, ia menerbitkan buku yang sangat terkenal, Manifest der Kommunistisechen Partei.

Dalam tahun-tahun ini ia mengembangkan teorinya yang definitif. Ia dan Engels terlibat dalam macam-macam kegiatan kelompok-kelompok sosialis. Bersama dengan Engels ia menulis Manifesto Komunis yang terbit bulan Januari 1848. Sebelum kemudian pecahlah apa yang disebut revolusi 1884, semula di Perancis, kemudian juga di Prussia dan Austria. Karl Marx kembali ke Jerman secara ilegal. Tetapi revolusi itu akhirnya gagal. Karena diusir dari Belgia, Marx akhirnya pindah ke London dimana ia akan menetap untuk sisa hidupnya.

Di London ia memulai tahap baru dalam hidup Karl Marx. Aksi-aksi praktis dan revolusioner ditinggalkan dan perhatian dipusatkannya pada pekerjaan teroritis, terutama pada studi ilmu ekonomi. Tahun-tahun itu merupakan tahun-tahun paling gelap dalam kehidupannya. Ia tidak mempunyai sumber pendapatan yang tetap dan hidup dari kiriman uang sewaktu-waktu dari Engels. Keluarganya miskin dan sering kelaparan. Karena sikapnya yang sombong dan otoriter, hampir semua bekas kawan terasing daripadanya. Akhirnya, baru 1867, terbit jilid pertama Das Kapital, karya utama Marx yang memuat kritiknya terhadap kapitalisme.

Pada tahun 1864, Karl Marx bergabung dalam aktivitas politik gerakan pekerja Internasional. Tetapi, disintegrasi di tubuh gerakan tersebut dan penyakit yang ia derita menandai akhir dari kariernya. Karl Marx memiliki tujuh anak. Empat di antaranya meninggal karena kecelakaan, dan sisanya merupakan tiga orang putri. Dan pada tahun 1881, istrinya meninggal dunia, lalu pada 14 Maret 1883 ia menyusul istrinya kembali ke pangkuan Tuhan di usia 64 tahun.

Rujukan:
  • Listiono Santoso dkk, Sari Pemikiran Epistemologi Kiri (Yogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2007),
  • Michael H. Hart, Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah,(Jakarta: Dunia Pustaka Jaya, 1978).
  • Andi Muawiyah Ramly, Peta Pemikiran Karl Marx (Materialisme Dialektis dan Materialisme Historis), (Yogyakarta: LKiS, 2000).