Sebab Turunnya Surah Al-Kafirun

suduthukum.com/2014/07/sebab-turunnya-surah-al-kafirun.html


SUDUT HUKUM | Seperti diakui oleh ulama, al-Quran diturunkan pada dua bagian. Pertama: Bagian yang diturunkan secara spontan (tanpa sebab tertentu), ia adalah mayoritas isi al-Quran. Kedua: Diturunkan setelah adanya kejadian tertentu atau adanya pertanyaan. Pada sepanjang masa turunnya wahyu, yaitu dua puluh tiga tahun.



Bagian terakhir inilah yang dicari turunnya, karena mengetahui sebab dan kejadian yang mengiringi dan berkaitan dengan suatu nash, akan membantu untuk memahaminya dengan baik, dan memahami apa maksudnya.

Surah Al-Kafirun ini termasuk surah Makiyah yang kandungan pokoknya menegaskan bahwa sesembahan yang disembah orang-orang kafir sangat berlainan dengan sesembahan yang disembah Rasul SAW beserta para pengikutnya yang mereka sembah adalah berhala, sementara yang disembah Rasul SAW dan para pengikutnya adalah Allah SWT.

Oleh sebab itu kaum kafir Quraisy berusaha keras membujuk dan mempengaruhi Rasulullah SAW., agar bersedia mengikuti ajaran mereka. Mereka menawarkan harta kekayaan yang sangat banyak, agar beliau jadi milioner terkaya di kota Makkah, kepada beliau dijanjikan akan dikawinkan dengan wanita yang paling cantik, baik gadis maupun janda yang beliau kehendaki. Mereka membujuk Rasulullah SAW., seraya mengatakan “inilah wahai Muhammad yang kami sediakan buatmu agar kamu tidak memaki dan menghina Tuhan kami selama satu tahun, jawab Rasulullah SAW. :”saat ini aku belum bisa menjawab, aku akan menunggu wahyu dari Allah SWT., menurunkan wahyu kepada Rasulullah SAW. berupa surah Al-Kafirun, yakni sebagai jawaban penolakan terhadap tawaran kaum kafir.9 Tawaran yang menurut ukuran orang umum sangat menggiurkan akan tetapi Rasulullah SAW tetap mempertahankan dakwah Islam.

Disamping itu turun pula ayat ke-64 dari surat AZ-Zumar:


Artinya:

“Katakanlah maka apakah kamu menyuruh aku menyembah selain Allah hai orang-orang yang tidak berpengetahuan”.

Ayat di atasmempertegas pula kewajiban menolak dan menjauhi bujuk rayu orang-orang Jahiliyah, yakni mereka yang menyembah berhala.


Adapun menurut riwayat lain bahwa beberapa orang kaum musyrik, termasuk Al-Walid bin Mughiroh dan Al-‘Ash bin Wail, Al-Aswad bin Al- Muthallib dan Umayyah bin Khalaf datang menemui Rasulullah SAW. menawarkan harta kekayaan dan gadis tercantik kepadanya, dengan syarat beliau bersedia meninggalkan kecaman terhadap Tuhan-Tuhan mereka, ketika Nabi menolak tawaran tersebut, mereka menawarkan “Bagaimana jika anda menyembah Tuhan-Tuhan kami sehari, dan kami menyembah Tuhanmu sehari (bergantian)? “Tetapi tawaran itu juga ditolak oleh Nabi SAW., dan turunlah surah Al-Kafirun (sebagai penegasan bahwa tidak ada toleransi di dalam peribadatan). Mengetahui surat ini turun untuk memberitahu pada umat manusia terutama umat Muhammad SAW. bahwa Islam tidak mengenal toleransi dalam hal keimanan dan peribadatan.[]