Muhammad Dalam Pandangan Tokoh Islam

SUDUT HUKUM | Muhammad Dalam Pandangan Beberapa Tokoh Islam


1. Sayyed Hussein Nasr


Muhammad sebagai penyebar agama Islam dan pembawa petunjuk Tuhan adalah penafsir per-excellence dari Qur’an dan hadis serta sunnahnya, ucapan dan perbuatannya adalah sumber tradisi terpenting dalam Islam sesudah qur’an. Untuk memahami peranan Muhammad di dalam Islam, tidak cukup mempelajari sejarah hidupnya dari luar. Orang harus memandangnya dari sudut pandang Islam dan mencoba menemukan posisi yang didudukinya di dalam kesadaran beragama para muslimin.



Apabila seorang muslim berbicara tentang Nabi, maka yang dimaksud adalah Muhammad, yang namanya tidak pernah disebut tanpa diikuti “Sallallahu ‘alaihi wasallam” yang berarti semoga Tuhan memberkati”.



Secara umum, apabila seorang berbicara tentang Nabi, yang dimaksud adalah Muhammad.2 Sulit bagi orang non-Muslim untuk memahami peranan Nabi sebagai prototipe kehidupan religius dan spiritual, terutama bagi mereka yang mempunyai latar belakang Kristen.



suduthukum.com/2014/07/muhammad-dalam-pandangan-tokoh-islam.html

Dibandingkan dengan kehidupan Kristus dan Budha, kehidupan Nabi tampak sangat manusiawi dan sangat penuh dengan kegiatan sosial, ekonomi, politik untuk dapat dijadikan model kehidupan spiritual. Karena itu, banyak orang yang menulis tentang para pemimpin spiritual, tidak dapat memahami dan menilai Nabi secara simpatik. Lebih mudah melihat pancaran kesucian Kristus atau orang suci lain daripada Nabi, meskipun Nabi adalah orang suci teragung dalam Islam, tanpa siapa tidak akan ada pensucian terhadap kehidupan ini.



2. Moenawar Chalil


Setiap umat Islam tentu telah mengerti, disertai dengan penuh kepercayaan, bahwa pribadi Nabi Muhammad SAW itu adalah seorang manusia biasa, hanya saja beliau diberi wahyu oleh Allah dan penjadi utusan Allah. Beliau adalah Nabi penutup dan Rasul yang terkahir. Beliau diangkat menjadi utusan Allah itu tidak untuk dipuji oleh sekalian umatnya, tidak untuk disanjung dan junjung tinggi-tinggi sampai setinggi langit, serta tidak untuk didewa-dewakan, atau senantiasa diperingati hari lahirnya oleh segenap pengikutnya, tetapi untuk diikuti kepemimpinannya dalam urusan cara beriman kepada Allah, untuk dituruti tuntunannya dalam hal cara beribadah kepada-Nya, serta untuk dicontoh akhlak dan budi pekertinya dalam cara bergaul dan bermasyarakat dengan manusia.



Tentang hal ini, Allah telah menyatakan dengan firman-Nya di dalam al- Qur’an, surat Ali Imran : 31

Artinya : “Katakanlah : “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosa mu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”



Al-Qur’an dan Muhammad memberikan sumber dan bimbingan suci bagi pembangun agama baik di masa lalu maupun di masa sekarang. Kalau para pengikut Muhammad berpaling kepada Muhammad pada masa hidupnya, pada masa sekarangpun, orang-orang Muslim yang taat diseluruh penjuru dunia berpegang pada wahyu dan ajaran-ajaran Rasul dalam mengarahkan hidupnya.



3. Fazlur Rahman


Kehidupan Nabi Muhammad memberikan suatu contoh yang sempurna dalam setiap bidang kegiatan dan pesannya merupakan suatu tuntunan bagi umat manusia. Manusia dapat mencari petunjuk dari Pesannya dan Tuntunan kehidupannya ; keduanya merupakan tuntunan yang abadi bagi manusia dalam perjuangan mereka untuk mencapai kesempurnaan moral, rohani dan bidang sosial dalam kehidupan.



Beliau memang merupakan contoh yang paling sempurna, dengan semua teladan yang diberikannya, untuk diikuti seluruh umat manusia dalam setiap bidang kehidupan. Qur’an menerangkan kepribadiannya yang mulia dengan kata-kata : “Dan sesungguhnya engkau mempunyai akhlaq yang agung (Q.S. 68 : 4)”. Jadi menurut Qur’an standar akhlaq dan kepribadiaanya jauh diatas standar akhlaq dan kepribadian manusia lainnya. Beliau memiliki sifat yang terbaik dan mulia yang dimiliki oleh seorang yang sempurna. Belaiu seperti sebutir permata yang menerangi kegelapan sekelilingnya dengan kepribadian yang tiada tandingannya. Belaiu merupakan contoh yang sempurna dan Pesan yang Agung.



4. Usman Effendi


Muhammad bin Abdullah adalah seorang figur dalam setiap torehan pengaruh maupun prestasi, didalam sejarah agama samawi. Sumbangannya bagi manusia yang menginginkan kesucian hidup jelas tidak dapat ditolak sama sekali. Musa Yesus dan Muhammad adalah figur pokok dalam sejarah ajaran ketuhanan Nabi mereka dengan cara yang tampaknya berlebihan dibandingkan dengan orang-orang Yahudi maupun Nasrani.



Adapun kecintaan dan penghormatan yang diberikan para pengikutnya kepada Muhamad bersifat unik. Meskipun tidak dianggap sebagai Tuhan, Muhammad ditempatkan dalam penghormatan yang setinggi mungkin. Dia tidak boleh digambar : bagi orang-orang yang sholeh, menyebut namanya akan menjamin limpahan rahmat ilahi bagi dirinya yang berdo’a. keluarga dan handai tolannya. Isteri-isterinya disebut

sebagai ibu-ibu orang yang beriman (Ummahatul Mukminin). Setiap rincian riwayat hidupnya telah terpelihara senantiasa (di dalam hadishadis) dan jutaan orang yang tak terhitung berusaha meniru, mengikuti jejak langkah kehidupannya dalam setiap kehidupan mereka sehari-hari.



Sumber informasi kita yang pokok adalah al-qur’an, ini tentu saja bukan sebuah catatan mengenai kehidupan Muhammad ini lebih menggambarkan Sang Pencipta daripada Sang Pembawa Pesan. Namun al-Qur’an secara tak langsung memberi kita bahan yang tak ternilai harganya mengenai sejarah awal komunitas Islam. Al-Qur’an jatuh ke Muhammad kalimat demi kalimat, ayat demi ayat, surat demi surat.



Kadang-kadang pesannya berkenaan dengan situasi khusus di Mekah atau Madinah. Dalam al-qur’an Tuhan tampak menjawab beberapa pengkritik Muhammad : Dia menjelaskan secara lebih mendalam perlunya sebuah perang atau konflik dalam masyarakat Muslim. Karena setiap pesan baru disampaikan kepada Muhammad (yang seperti orang Arab lainnya di Hijaz, adalah buta huruf), Muhammad mengucapkannya dengan keras. Orang Muslim menghafalnya di luar kepala dan yang dapat menulis, menuliskannya.



Muhammad telah wafat namun kematian fisiknya hanya memberi arti yang kecil. Karena pada hakikatnya dalam pemahaman ideologis dia tetap hidup dengan baik. Kasus Rusdhie telah menunjukkan besarnya semangat kaum Muslimin yang menggelora terhadap Rasul mereka, dan dengan demikian menunjukkan kualitas kesetiaan yang mereka nyatakan terhadap pemahaman ideologis yang beliau sampaikan. Kenyataan memperlihatkan bahwa Nabi umat Islam itu dihidupkan kembali hari ke hari dalam bentuk kejayaan terbesar melampaui batas-batas fisik yang telah wafat. Oleh karena itu tidaklah mengherankan bila setiap usaha untuk menghujat kehormatannya niscaya akan menghadapi perlawanan kuat yang tak kenal kompromi sedemikian rupa.



5. Al Ustad Yusuf Na’im Arafah


Dalam salah satu pidato yang di ucapkan di Darul Mualimin pada tahun 1346 H yang bertepatan dengan 1927 M, dalam peringatan Maulid Nabi di Beirut, antara lain berkata :

“Muhammad adalah pendiri dasar-dasar kasih sayang diantara kita. Dia sangat cinta kepada kaum Masehi dan mengumpulkannya, anatara lain yang terjadi pada tahun 6 H. ia telah mengadakan paerjanjian dengan para rahib khususnya dan dengan kaum Masehi umumnya, bahwa ia akan melindungi mereka dan gereja mereka dari gangguan, tidak akan mengganggu uskub-uskubnya dan tidak akan memaksa seseorang untuk meninggalkan agamanya, akan berusaha membantu dan menolong agama dan biara mereka.



Al-Qur’an dengan tegas mengakui adanya kecintaan dan kasih sayang kaum Masehi terhadap kaum Muslimin11 dalam Q.S Al Maidah 82.


Artinya : “Sesungguhnay kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhanya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musrik. Dan sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persahabatanya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata : “Sesungguhnya kami ini orang Nasrani”. Yang demiokian itu disebabkan karena diantara mereka itu (orang-orang Nasrani) terdapat pendeta-pendeta dan rahib, (juga) katena sesungguhnya mereka tudak menyombongkan diri.”



6. Amien Bek Nakhlah


Seorang Ustad kenamaan dan seorang penyair ulung, konon nasabnya berhubungan langsung dengan keluarga Rasulullah SAW. Dalam kata pengantar buku “Nafsiyatur Rasulil Arabi”, karangan Al-Ustad Labib Ar-Riyasi, ia menulis sebagai berikut :


“Muhammad itu ibarat sebuah lagu bukan hanya sekedar kata-kata, karena banyaknya dengung yang disuarakan oleh lidah berbagai makhluk. Ia merdu memikat telinga sebelum menarik hati. Suaranya indah dan lagunya merdu mengalun lagu sebelum memadu hubungan denga Allah. Tidak seorang awampun dimuka bumi ini yang tidak terbuka dadanya dan bergetar jiwanya, menyambut alunan suaranya. Bagi siapa yang tidak berpihak dengan Islam, tentu ia terjerat dengan ‘Urubah, keakraban, dan siapa yang tidak terpikat dengan ‘Urubah’, tentu ia akan tertarik dengan bahasa Arab”



7. Najib Nash-Shar



Pemimpin redaksi harian “Al-Karmal” yang terbit di Haifa, memuat tulisan seorang kolumnis kenamaan, Mechel Thu’mah, antara lain isinya, “Kalau sekiranya akhlak Muhammad tidak luhur, tentulah masyarakat sekitarnya akan memberontak kepadanya. Kalau sekiranya akhlak Muhammad tidak agung dihadapan para oposan dan perintangperintangnya, tentulah ia akan terpaksa menyesuaikan diri dengan sekitarnya, tidak berdaya untuk mengadakan pergolakan besar seperti yang dilakukannya, merubah kesesatan dengan hidayat, kebodohan dengan ilmu dan kebiadaban dengan peradaban” (Siti Khanifah)